Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG KOPI SUSU

BAB III

HOME

Meski tinggal dirumah setiap hari, tapi Fany jarang sekali naik ke lantai 2. Rumah besarnya mereka yang terdiri dari 2 lantai dan dikelilingi pagar tinggi disekeliling rumah, memiliki halaman depan yang lumayan luas, garasinya bisa menampung 4 mobil. Alvin sendiri sehari hari mengendarai Toyota Avanzanya yg dianggap lebih irit dibanding Fortuner yang hanya dipakai jika keluar dengan keluarganya.
Fany sendiri lebih banyak memakai Honda City setelah Jazz nya ditukar tambah dengan City yang baru.

Ada 3 kamar di lantai bawah, plus satu kamar pembantu di belakang dekat taman belakang. Diatas ada 4 kamar termasuk satu gudang yang diubah fungsi untuk kamarnya si Mbak Ratmi, pembantu mereka yang menginap.

Dibawah selain kamar utama milik Fany dan Alvin, ada kamar tamu lagi di dekat ruang keluarga di depan, dan setelah dapur dan ruang makan, ada pintu keluar ke halaman belakang kearah gudang, plus kamar buat pembantu yang tembus juga kesamping ke garasi.

Hari ini tiba-tiba Fany naik keatas dan melihat jemuran serta balkon diatas dibagian samping, dia kaget melihat perubahan besar diatas. Atapnya yang bolong sudah diganti dengan atap transparan buat jemuran, terus biasanya banyak barang-barang berantakan diatas, kini sudah hilang, dus-dus bekas barang elektronik juga sudah tidak ada, semua tertata rapi dan juga tali-tali jemuran sudah hilang dan diganti dengan aluminium retractable yang pernah dibeli tapi belum dipasang pasang. Tempat mesin cuci serta setrikaan juga sudah banyak berubah, dan bekas sofa yang sudah tidak dipakai, ditaruh di sudut dekat tempat setrikaan, yang sepertinya suka dipakai duduk-duduk.

“siapa yang rapihin, Mbak?” Tanya fany ke Mbak Ratmi

“Ale, Bu…”

“Ale? Rajin amat? “

Dia mengedarkan pandangannya ke balkon depan, ada pot bunga dari keramik bekas berjejer diatas dan ditanami bunga yang segar.

“ini bunga siapa yang tanam?”

“Ale juga, Bu…”

“bunga dari mana?”

“Yang dihalaman depan yang mau layu pada dipindahin ke atas Bu” jawab Ratmi lagi….

Wow……

“kaget gue lihat atas udah rapih sekarang” Kata Fany ke suaminya yang lagi duduk sarapan roti dan kopi

“iye, dia kemarin bilang mau rapihin depan juga, tapi katanya mau nanya ama lu” jawab Alvin sambil nyalain rokoknya

“ya sudah, nanti gue Tanya di pas di toko” Fany masuk ke kamar untuk bersiap siap ke toko…..

Ale sendiri berusia 28 tahun, setelah sempat lontang lantung pindah-pindah kerja, dia diajak kerja oleh Koh Alvin.

Nama aslinya Ruslan Abdul Pettu. Postur badannya lebih mirip petinju sebenarnya, kulit hitam dengan tinggi 168 cm, badannya kekar berisi, tangannya kasar seperti kebanyakan orang jalanan yang bisa bekerja keras. Mukanya pun jika orang baru kenal pasti agak seram melihatnya.

Alvi pertama kali melihatnya di tempat cucian mobil, dimana Alvin jika memancing, mobilnya suka dititip sekalian dicuci disitu, dan diantara para pekerja disana, dia kagum dengan kesigapan kerjanya Ale. Makanya saat cuci mobil tersebut mau ditutup oleh pemiliknya, Alvin lalu menawarkan Ale untuk kerja dengan dirinya, dia percaya tenaga cekatan Ale akan sangat berguna baginya.

Di saat yang bersamaan orang kerja di toko bangunan malah pada mundur, akhirnya Ale ditugaskan disana oleh Alvin. Awalnya Fany keberatan, dia takut pelanggannya kabur lihat tampang Ale yang seram mirip debt collector tersebut.

Tapi Alvin meyakinkannya.

“lu lihat aja dulu beberapa hari gimana kerjaannya, kalo memang ngga bagus tinggal lu pecat lah…” ujar Alvin ketika itu.

Dan kekawatiran Fany tidak terbukti.
Malah Ale yang baru kinerjanya jauh lebih cepat dan cekatan dan cepat menguasai medan, tidak hanya itu, dia juga rajin beres-beres dan membersihkan area toko dan gudang. Fany dan Alvin jadi suka lihat kinerja anak buahnya ini, dan juga tidak hitung-hitungan sama kerjaan, hidupnya dia sepertinya hanya untuk kerja.

Ada satu moment dimana kemudian Alvin memutuskan untuk meminta Ale pindah ke rumah mereka….

“Ci Boss dan Ko Boss…” sapa Ale, saat menerima gaji, kebetulan Alvin ada disitu di toko bangunan.

“Kenapa ale?’ Tanya Alvin

“beta minta tolong gaji beta yang 1,5 juta boleh Ci Boss transfer saja? “ sambil tertunduk agak malu.

“transfer kemana?” Tanya Fany

“ini ke rekening beta punya ade di kampung, nanti dia kasih sama beta pu mama” Ale menyodorkan kertas agak lusuh bertuliskan no rek BRI atas nama wanita atas nama Halimah Pettu.

“ kata adik saya ada biaya transfer kalau dari bank lain 6500, jadi ini saya kasih ke Ci Boss 1,5 sama 6500” ale menyodorkan uangnya.

Fany tertegun sesaat…..”ngga usah Ale, biar gue kirim ke adik lu yah….gue ambil yang 1,5 ongkos transfernya ngga usah”

Ale kaget sesaat…”makasi Ci Boss….Ko Boss…makasih banya2” sambil nunduk dia minta diri…..

“ini gue transfer sekarang” kata Fany sambil meraih ponselnya

“sudah yah” ujar Fanny sesaat kemudian

“Makasih banyak Ci Boss” ujar Ale

Sebelum Ale pergi…..

“lu tinggal dimana disini?” Tanya Alvin

“kontrak di petakannya Haji Basri dekat gang peong, Ko Boss…’”

“peong dekat sini?”

“Iya Koh Boss…”

Alvin diam sejenak……

“berapa disitu”

“450”

“petakan”

“iya Ko Boss”

“Trus makan lu” cecar Fany

“ pagi palingan beli nasi uduk atau lontong sayur 10 ribu, trus malam paling nasi goreng dan pecel lele 15 ribu, Ci Boss.”

“cukup itu?”

"Cukup, Ci Boss….saya kan ngga ngerokok….paling ada lebih sedikit buat beli paket data” sambil senyum malu…..

Alvin manggut manggut

“ya sudah…..”

“makasih Ci Boss, Koh Boss…’ Ale lalu segera balik ke belakang

Alvin lalu bilang ke istrinya

“Ale lebih baik suruh tinggal di kamar belakang aja kali yah….’ Usul Alvin

“ terserah aja…..”

“ Tommy ngga apa2 khan kalau Ale tinggal dirumah?” Tanya Alvin

“lah, Tommy setiap ada PR prakarya emang siapa yg dia suka minta tolong?”

Alvin kaget, dia baru tahu kalau Thomas anaknya juga dekat dengan Ale

Langsung manggil Ale lagi….

“Ale, baju lu beresin…. Besok lu pindah….tinggal am ague dirumah….dikamar belakang dekat gudang ngga kepake juga…. Nanti lu bawa tuh pickup ke rumah kalau mo pulang, berangkat juga lu bawa ke toko…” perintah Koh Alvin…

Ale kaget, tapi sekaligus dia senang dan bersyukur…..Alhamdulillah Ya Allah…..berkahMu sungguh tidak hambaMu duga……

Ale kemudian pindah dari petakan sederhananya ke rumah Koh Alvin bosssnya dia. Kamar belakang itu meski buat pembantu jauh lebih bagus disbanding kamar petakannya, ada AC juga, kamar mandinya pas disamping kamarnya.
Dia menaruh tas kecil berisi sedikit bajunya dan celananya, ada lemari kecil dan kursi serta meja disamping kasurnya yg tanpa dipan, Mbak Ratmi lalu memberi 2 seprai dan sarung bantal. Ini nanti buat seprai dan gantinya….jangan jorok yah….demikian pesan wanita paruh baya yang sudah lama juga kerja sama keluarga Koh Alvin.

"Makanan ada dimeja belakang dekat kompor” ujar Mbak Ratmi lagi…..” nanti pagi, sama malam makanan kamu dipisahin ditaruh dekat kompor yah”

“makasih banyak, Mbak”

Ale tahu diri, disuruh tinggal gratis dan makan gratis, sepulang dari toko dia sibuk di rumah beres-beres, mulai dari cabut rumput, menyapu halaman depan, beresin loteng atas, sampai pasang keran atau selang yang rusak.

Mobil majikannya juga tidak luput dari kreasinya, setiap hari jika bukan malam, pagi hari langsung dia cuci…..

“Ale, lu jangan tiap hari cuci mobil gue…. 2-3 hari seklai atau kalau kotor aja” kata Koh Alvin…”tipis nanti platnya” sambungnya sambil bercanda.

Yang jelas Alvin dan Fany banyak terbantu oleh hadirnya Ale, karena itu saat Ale merapihkan taman depan yang selama ini dibiarin begitu saja, mereka sangat senang, bahkan mereka berdua ikut untuk hunting tanaman murah untuk ditanam didepan.

Keluarga Alvin dan Fany yang pada datang sampai kaget, biasanya depan rumah gersang, perlengkapan bengkel main ditaruh begitu saja, kita sudah jadi taman yang apik, burung-burung peliharaan Alvin juga digantung rapih berjejer, dan garasi yang jorok juga kini sudah lebih bersih dan rapih….​
Mantab ceritanya. Bukan kaleng². Detail banget narasinya. Mas bro @Elkintong ditunggu lanjutannya
 
BAB IV


ISI CELANA YANG MULAI NAKAL


“lu ngaceng yah…..” terdengar suara Pak Wandi

Fany sedang di gudang kering dibelakang toko displaynya, dibalik dindingnya memang sudah gudang yang ada kursi plastic tempat mereka duduk saat istirahat atau lagi senggang, meski terhalang tembok dan harus keluar dari pintu depan, tapi ventilasi dinding belakang langsung ke bagian gudang, sehingga pembicaraan mereka terdengar oleh Fany yang di gudang display depan….

Dia yang sedang memegang kaleng lem Aibon, terdiam sebentar dan jadi ingin tahu apa isi percakapan anak buahnya dia….

“dih…iya ngaceng bego…” timpal si Kebot

“nggalah” tangkis Ale

“mulutluh ngga, kontol lu bejendol” kata Wandi lagi

Hahahahahah ketawa mereka

“lu lihat si cici yang tadi yah……mulus beud yah pahanya…. Lama berdiri sambil pilih2 pipa, pantas lu ngaceng…hahahah” timpal Kebot lagi

Fany ingat, tadi ada pembeli yang masih muda berkulit putih, datang dan langsung memilih pipa paralon di rak pipa, dan Ale kebetulan yang melayaninya. Pakaian gadis tersebut memang sangat mini dengan rok pendek diatas lutut, dan kaos ketat, jadi wajar jadi pembicaraan dan perhatian pekerjanya.

“ah, lu kayak ngga ngaceng aja” ujar si Ale

“gue ngaceng dirumah juga ada lawan. Ale….lu yang kasian….”timpal Kebot” iya ngga Beh?” cari dukungan buat ngebuli Ale…

“iye bener” ketawa si pak Tua….

Fany geleng-geleng kepala…

“Ah, si Ale ama Ci Fany juga ngaceng dia ngelihatnya” ujar si Pak Wandi

Fany kaget dengar namanya disebut…..terkesiap….bingung antara marah atau

Tapi dia diam dan tidak beranjak, malah ingin dengar lagi apa bayolan mereka apalagi namanya dia ikut disebut.

Suara ketawa mereka berderai kembali….

“ngga lah…dia boss kita masa ngaceng…” ujar Ale

“ah boss sih boss…tapi perempuan cantik mah tetap aja kali bikin lu ngaceng….” Kejar si kebot….

“iya…kemarin gue lihat dia ngaceng pas Ci Fany pake tanktop ama celana pendek….” Ujar Wandi pelan tapi tetap aja terdengar oleh Fany…..langsung disambung oleh tawa mereka.

“ah sudah..beta cabut dulu…parah babe omongannya ini….kacau…tak jelas….” Ujar Ale menjauh sambil tertawa.

Fany segera berjalan ke depan begitu mereka bubar, dia kaget dan berdebar debar hatinya, ternyata jika kita diomongin orang seperti ini yah.

Dia ingat memang kemarin dia menggunakan baju yang ketat model tanktop biasa yang bertali lebat, hanya saja celana pendek yang dia pakai agak pendek, sehingga pahanya terlihat lebih keatas dibanding celana yang biasa selutut yang dia biasa pakai.

Tapi iya sih, yang pada datang aja kadang suka jelajatan, atau pas dia ke pasar dengan baju yang agak ketat mata-mata lelaki pada suka melototinya, apalagi yang kerja sama dia yang tiap hari lihat.

Biar ajalah, pikir Fany, toh mereka beraninya dibelakang, tidak berani bicara langsung atau kurang ajar secara terbuka kepadanya, mereka masih menghormatinya.

“Ale” teriak Fany…. “ Cat dulux putih dong yang 25 liter”

“siap Ci Boss”

Ale segera muncul menenteng cat dulux dari belakang sesuai yang diminta

“berapa nih, Ci?” Tanya yang mau beli

“1,2 juta boss” jawab Ale, karena Fany lagi hitung-hitung di kalkulator besar di etalase…

“bisa kurang ngga?”

“Tanya Boss deh” jawab Ale

“kurang 20 ribu deh buat langganan..”ucap Fany

“oke sip…”

“taruh di bagasi yah” perintahnya ke Ale

Ale mengangkat cat nya lalu menaruh di bagasi mobil pembeli tersebut

Sejenak Fany teringat pembicaraan mereka tadi, dia diam-diam meperhatikan celana Ale. Memang agak menggelembung sedikit, ditambah lagi dengan celana Ale yang robek-robek tidak beraturan, sehingga gembulannya terlihat jika diperhatikan dengan saksama.

Dada Fany jadi berdesir dan geli sendiri, membayangkan ular hitam dibalik celana Ale

Hih serem batinnya dia

Maklum dia tidak suka dengan pria yang berkulit hitam, nonton bokep yang interacial aja dia tidak suka, makanya terbayang gembulan Ale yang hitam membuat dia bergidik dan geli sendiri.

Kulitnya saja hitam isinya pasti lebih hitam lagi, pikir Fany.



Suatu pagi beberapa hari kemudian sebelum berangkat ke toko

Fany berjalan ke belakang….lalu mengetok kamarnya Ale

“Ale…”

“siap Ci Boss…” Ale yang baru selesai mandi dan hanya pakai celana pendek segera menyambar handuk untuk meneutupi badannya, lalu membuka pintu kamarnya

Fany menyodorkan kantong plastik kresek

“tuh ada sikat gigi, odol, sabu cair, shampoo, ama baju dan celana pendek lu….biar ada baju ganti lu kalo kerja jangan pake celana robek itu lagi…”

“Makasih banyak Ci Boss….” Ale setengah menunduk berterima kasih

Fany lalu berbalik masuk ke rumahnya lagi, sepintas dia lihat kamar Ale tertata rapih dan tidak bau sengit seperti baunya jika siang hari di toko sudah kena sinar matahari setelah sekian lama bekerja di terik matahari.

Ale senang dan girang sekali, memang kesibukannya hampir tiap hari masuk kerja, karena Pak Wandi selalu libur hari senin, Kebot hari Rabu, dia sendiri yang masuk setiap hari, membuat dia sulit cari waktu ke pasar beli celana atau kaos. Sudah punya rencana gajian mau beli, tapi Ci Boss keburu beliin dia beberapa pasang.

Pagi itu dia langsung pakai baju baru dan celana barunya, dan setiba di toko Fany tersenyum melihatnya, agak mendingan bathin Fany…

“Boss, Pak Joni katanya belum ada untuk bayar” laporan Pak Wandi

“belum ada? Sudah mau 8 bulan juga belum ada sama sekali?”

“iya Boss…. Malah tadi ngindar dia pas saya datang, staff nya dia juga malah bentak-bentak saya"

“ih gimana sih, dia yang ngutang kok malah galakan dia” keluh Ci Fany

Pak Wandi tiba-tiba ada ide…

“Ale….lu sana gih…ke Angkasa Estate tagih uangnya Boss, sudah mau 70 juta dan mau 8 bulan belum bayar juga…” usul Pak Wandi

“iya saya terserah Ci Boss, jika diperintah saya jalan” ujar Ale

Fany terdiam sejenak…tapi kemudian membenarkan juga usulan Pak Wandi…..

“lu tampang lu kan seram, pasti keder mereka” ceplos Wandi

“weits….jangan sembarang bicara Beh….” Sahut Ale lagi sambil nyengir…

Fany lalu berkata…” iya Ale, coba lu kesana gih….tanya kapan dia mau bayar….tapi jangan lu pakai kekerasan yah….” Wanti wanti Fany

“Siap Bu Boss”

“ayo Pak Wandi” ajaknya Ale

Sejam kemudian……

Ale muncul dengan Pak Wandi sambil tertawa tawa….

“Ci Boss, ini dia bayar cash 20 juta dulu, bulan depan sisanya dia lunasin….” Kata Pak Wandi sambil menyerahkan amplop yang isinya lumayan tebal

Fanny bingung dan kaget melihatnya

“diapain ama lu. Le?” Tanya dia penuh selidik

“tidak Ci Boss, saya elus2 sedikit saja…..”senyum Ale

Wandi tertawa lepas…… “elus apaan lu….staff yg bentak gue tadi aja amper mau terkencing lihat lu….”

“Ya sudah, yang penting dia sudah bayar….makasih yah Pak Wandi…Ale makasih banyak….”

“iya Ci Boss” langsung berlalu mereka…..

Ngga lama, Fanny ke belakang, ngasih uang 200 ribu ke Pak Wandy….ongkos cape yang tadi kata Fanny…

“mana si Ale?” Tanya Fany

”lagi di gudang semen belakang…..”

“suruh kedepan nanti dia”

Tidak lama Ale muncul di etalase depan…
“Ci Boss panggil saya?”

“iya…ini ongkos yang tadi” Fanny menyodorkan uang 300 ribu buat Ale

Ale segera menolak…

“kenapa?? Ngga butuh duit lu?” Tanya Fany bingung

Ale diam sejenak lalu menjawab…

“tugas saya itu bantu Ci Boss dank oh Boss disini… masalah tadi sudah jadi tugas saya bantu Ci Boss….’ Jawabnya polos

“iya….ini uang terima kasih dari gue…” ujar Fany lagi

“ngga Ci Boss…. Saya dikasih kerjaan, tempat tinggal yang sangat layak…gaji dan makan yg cukup sudah sangat pantas buat saya…” tolak Ale dengan halus

Alasan Ale membuat Fany tercenung sesaat

“saya mungkin dijalan jika tidak ditampung sama Ci Boss dan Koh Boss….”

Fany terenyuh mendengarnya…….dia terharu melihat tulusnya Ale….

“yah sudah…gini…jangan lu tolak lagi….gue transfer ke rekening adik lu yah…..ini bukan imbalan atau apa…tapi gue senang berkat bantuan lu, hutang orang yg sudah mau setahun sudah dibayarkan meski baru setangah…..sudah jangan lu tolak….” Ujar Fany menemukan jalan keluar.

“siap Ci Boss”

“Makseh banya2….Allah balas semua bae hati Ci Boss…..” ucap lirih Ale….

Fany hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya.​
 
BAB II

PAGI GERSANG

Fany baru selesai mandi, sambil melilitkan handuk dia keluar dari kamar mandi yang jadi satu dengan kamarnya, masuk ke wardrobe room, pilihin baju dan dalaman buat dipakai hari ini, lalu masuk ke kamar tidurnya untuk pakai baju.

Dia masuk ke ruang tidur, dan suaminya Alvin masih dikamar

“Fan…..” sambil senyam senyum Alvin memandang Fany

Hmmmmm fany sudah mengerti apa mau suaminya.

“pantas belum jalan, ada maunya ternyata” sungut Fany

“hehehehe…yuk…” ujar Alvin sambil mencium tengkuk istrinya.

Fany segera membuka handuknya. Buah dadanya menggantung indah, perutnya yang rata dan mulus, serta area kemaluannya yang ditutupi rambut hitam langsung muncul. Alvin segera memeluk Fany dan melumat buah dadanya dengan rakus.

“pintu sudah dikunci? ” Tanya Fany

“Sudah….” Jawab Alvin disela mulatnya sedang mengenyot puting pink milik Fany

“nyalain Ac dulu” suruh Fany lagi

Sambil melepas sedotannya, Alvin mencomot remote AC lalu memencet tombol ON.

Kembali dia melumat buah dada Fany bergantian kiri dan kanan, buah dada yang putih dan terlihat urat-urat merah dan biru di buah dada putihnya, membuat Alvin makin rakus melumatnya.

Sambil menrunkan celana pendek dan celana dalamnya, dia membuka kaosnya, lalu merenggangkan paha Fany, ujung kontolnya yang belum tegak sempurna diberi ludah lewat jari tengahnya di bagian kepala, lalu menggosok gosok pelan di bibir vagina Fany.

Fany mendesah dan merasakan mulai ada rangsangan di bibir kemaluannya, lalu tiba-tiba masuk batang berurat milik Alvin di vagina Fany yg belum begitu siap dan basah, pelan2 lelehan cairan membasahi dinding vaginanya, Alvin mulai menggoyang dan naik turun, Fanny memeluk bagian pinggul suaminya, pahanya dibuka lebar.

Tidak lama kemudian.....

Belum lama Alvin mengayuh perahu birahinya, ujung penisnya sudah meminta untuk tuntas...

“oh oh oh…….” Sedikit menjerit kecil lalu memuncratkan cairan kedalam vagina Fany……

Alvin mencabutnya, lalu berbaring di samping Fany…..

Fany hanya bisa terdiam.

Alvin langsung bangun sejurus kemudian, masuk kamar mandi mencuci batang kemaluannya, pakai celananya dan bajunya.

Fany juga bangun dan mengambil handuknya, masuk lagi ke kamar mandi….

“gue jalan dulu yah….” Ujar Alvin ”nanti malam ada acara mincing ama Tono” sambungnya

Fany tidak menjawab, langsung masuk kamar mandi dan mencuci gua nya yang masih gatal sebenarnya, tapi sudahlah….memang Alvin bukan seperti Alvin 5 atau 10 tahun lalu, yg ngga bisa lihat Fany lagi masak didapur langsung mendekat dan menepelkan kontolnya dipanta sambil mermas payudaranya Fany.

Alvin kini masuk ke fase2 yang sudah mulai kurang bisa menikmati seks secara bersama.

Alvin memang bukan pria pertama bagi Fany. Yudi, teman SMAnya di PangkalPinang sekaligus cinta pertamanya ialah pria pertama yang menodainya saat mereka masih kelas III SMA.

Lalu di bangku kuliah ada Marco, pria asal Italy yang kebetulan bekerja di hotel di pangkalpinang yang jadi pacarnya…. Marcolah yang mengajarkan indahnya seks baginya, semua gaya dan cara bercinta yang membuat dia benar-benar bertekuk lutut dihadapan pria seksi ini, hubungan mereka berakhir saat kontrak Marco selesai dan harus pindah ke Milan lagi, janjinya akan menelpon dan kembali menjemput Fany, ternyata hanya hitungan bulan, Marco kemudian menghilang….

Dan terakhir ada Nataniel, yang bekerja di agen perjalanan. Hubungan mereka sangat serius, bahkan keluarga sudah saling kenal. Sayangnya, saat usaha restoran keluarga Fany gagal, Nataniel juga ikut menjauh, dia seperti takut untuk diminta ikut membantu kondisi Fany dan keluarga, meskipun sudah ada pembicraan akan pernihakahan.

Saat-saat Fany galau itulah lalu Alvin muncul

Duda anak dua, usaha juga punya, dan siap untuk bantu kondisi Fanny dan keluarga. Latar belakang Ayah Fanny berteman dengan Kakanya Alvin karena keluarga besar mereka aslinya dari Medan, membuat perjodohan ini juga lebih mulus.

Meski ditentang oleh Fany awalnya, akhirnya dia luluh juga dengan bujukan keluarganya. Ditambah lagi dengan pendekatan Alvin juga baik, plus kejadian-kejadian dengan pria lajang yang membuat dia lumayan trauma, akhirnya di usia 26 tahun dia memilih menikah dengan Alvin dan jadi ibu sambung untuk Justin dan Hendry.

Kehidupan seks mereka 3 tahun terakhir ini memang menurun, Alvin juga lebih sering kumpul dengan teman-temannya, mincing hobinya dan juga main burung. Sampai-sampai Thomas sering terpinggirkan urusannya jika papahnya sudah sibuk dengan burung, untung Thomas anak yang jarang banyak maunya, dia lebih suka main game di kamar, belajar, dan kadang main ke toko jika ada PR atau ada hal yg dia mau anak-anak di toko bisa bantuin dia.

“laki gue juga udah 50 lebih tapi masih greng kok” kata Tati kawannya di sekolah Thommas, diinringi gerai tawa teman-teman lain. Maklum lah ibu-ibu jika sibuk antar anak, apalagi yang dibahas jika bukan masalah anak, suami dan bercanda canda masalah tempat tidur.

Tapi memang begitulah keadaannya, sedangkan birahi Fany masuk suka membara, usia 38 tahun termasuk usia dimana wanita sedang ganas dan butuh dibelai.

Untuk selingkuh tidak pernah terpikir dikepalanya, sama siapa?

Trus kalau ketahuan bagaimana??

Masa gue cari brondong??

Seks harus pakai suka dan nyaman, itu prinsipnya Fany!

Mencari selingkuhan paling malas dan tidak pernah terpikir, dia takut akibat dari perselingkuhan…..

Banyak bapak-bapak atau anak muda yang sering belanja di tokonya suka mencari perhatian dia sebenarnya. Maklum kadang di toko dia suka pakai baju yang ketat, atau juga model u can see dengan celana pendek atau celana selutut, sepintas memang sangat menggoda iman pria. Wajahnya yang cantik khan oriental, kulit yang putih, dada yang penuh serta perut yang masih rata, wajarlah jika banyak pria yang tergoda.

Tapi standard pria Fany tidak sembarang, harus putih, tinggi, dan ganteng. Karena bercinta harus pakai hati, dia harus suka dan menikmati. Sedangkan yang datang menggoda rata-rata bapak bapak yang standard, meski berduit, atau anak muda yg konyol. Fany ogah dengan yang demikian, ditambah dia juga tidak ada niat untuk berselingkuh.

Akhirnya, sebagai pelampiasan dia membeli alat getar di toko online, pakai dildo dia masih takut, takut rusak vaginanya juga dimasukin dildo yang besar dan kaku, meski rasanya masih hambar tanpa adanya pria yang menghisap buah dadanya, tapi getaran dari vibrate yang dibelinya cukup bisa menghantarnya ke orgasme.

Lumayan bisa O daripada selingkuh….mending jika bisa muasin….demikian kata hati Fany…..​
Mantap suhu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd